SEMARANG - Keberhasilan Polda Jateng dalam membongkar jaringan perdagangan orang (TPPO) yang beroperasi di wilayah Jawa Tengah menjadi sorotan publik. Dalam operasi besar yang dilakukan pada bulan November 2024, Polda Jateng berhasil mengungkap 28 kasus TPPO yang melibatkan 29 tersangka dan menyelamatkan 40 korban dari cengkraman para pelaku kejahatan.
Kombes Pol Dwi Subagio, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Jateng, Jumat (22/11), mengungkapkan rincian kasus yang sangat mengejutkan. Enam dari 28 kasus yang terungkap terkait dengan perdagangan pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan dikirimkan ke luar negeri, sedangkan sisanya adalah perdagangan orang di dalam negeri.
"Modus operandi para pelaku sangat licik dan mengerikan. Mereka menjanjikan pekerjaan dengan gaji besar di luar negeri, namun kenyataannya para korban justru dieksploitasi dengan kondisi kerja yang sangat buruk dan upah yang tidak sesuai, " kata Kombes Pol Dwi Subagio.
Para Pelaku Berani Menipu dengan Janji Pekerjaan Menjanjikan
Kombes Pol Dwi Subagio menjelaskan bahwa pelaku biasanya menggunakan berbagai modus untuk menarik korban. Mereka menawarkan pekerjaan di negara seperti Malaysia dan Singapura dengan gaji tinggi, namun kenyataannya dokumen yang digunakan tidak sah dan tidak lengkap. Beberapa pelaku bahkan menawarkan penempatan tanpa biaya awal, tetapi menggertak korban dengan memotong gaji mereka selama 2-3 bulan setelah bekerja.
“Mereka tidak hanya memperdagangkan tubuh manusia, tetapi juga merampas harapan dan masa depan orang-orang yang rentan, ” tambahnya.
Korban yang Selamat, Kerugian yang Besar
Dalam operasi ini, 40 korban berhasil diselamatkan. Mereka terdiri dari 28 korban yang menjadi target perdagangan dalam negeri, dan 12 orang yang akan dikirimkan ke luar negeri. Setiap korban mengalami kerugian finansial yang diperkirakan mencapai antara Rp 35 juta hingga Rp 60 juta per orang.
Baca juga:
Ini Keberhasilan Polri Ungkap Kasus Narkoba
|
Namun, upaya penegakan hukum ini belum berakhir. Polda Jateng terus berkomitmen untuk mengungkap lebih banyak jaringan yang terlibat dan memastikan bahwa para pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Komitmen Polri untuk Melawan Kejahatan Perdagangan Orang
Kombes Pol Artanto, Kepala Bidang Humas Polda Jateng, menegaskan bahwa Polri tidak akan berhenti dalam memerangi perdagangan orang.
"Kami berkomitmen untuk melindungi masyarakat, dan memastikan para pelaku akan menerima hukuman yang setimpal. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi korban yang jatuh ke dalam perangkap kejam perdagangan orang ini, " ujar Kombes Pol Artanto.
Polda Jateng juga telah melakukan berbagai langkah pencegahan, termasuk sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tawaran pekerjaan yang tidak jelas, patroli siber untuk mendeteksi perekrutan ilegal, dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga terkait seperti BP2MI dan Dinas Tenaga Kerja.
Pesan untuk Masyarakat: Waspadai Tawaran Pekerjaan di Luar Negeri
Polda Jateng mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah terjerat iming-iming pekerjaan dengan tawaran gaji tinggi di luar negeri. Pastikan proses perekrutan dilakukan melalui saluran resmi, dan jika ada indikasi perdagangan orang, segera laporkan ke pihak kepolisian untuk segera ditindaklanjuti.
"Perdagangan orang adalah kejahatan kemanusiaan. Kami akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa tidak ada lagi yang menjadi korban dari kejahatan ini, " tutup Kombes Pol Artanto.
Dengan pengungkapan kasus ini, Polda Jateng membuktikan komitmennya dalam melindungi masyarakat dari ancaman perdagangan manusia, dan memastikan bahwa Indonesia menjadi negara yang bebas dari perbudakan modern. (Humas Polresta Magelang)